“Dari awal kami sudah curiga. Kok dapatnya sedikit. Padahal yang diambil banyak. Alasan mereka (L dan A), dapatnya cuma segitu,” ingat Yusuf.
Karena merasa tidak terima dengan pembagian yang tidak rata, Yusuf bersama Iswanto sempat berfikir untuk menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya.
“Kami sudah mau menyerahkan diri sebelumnya. Tapi Iswanto mengatakan punya anak kecil. Kalau nanti dia di penjara, bagaimana anaknya. Makanya tidak jadi menyerahkan diri. Tapi akhirnya tertangkap juga,” sesal Yusuf.
Baca: Anniversary, Alumni Resimen WTA 48 Polda Kepri Gelar Bakti Sosial
Ia bersama dua tersangka lainnya semakin geram ketika L dan A langsung tidak ada kabar semenjak pembagian hasil curian itu.
“Mereka langsung menghilang, dan tidak tahu lagi kabarnya. Kami bagaimana bisa kabur jauh, dapatnya cuma sedikit. Kami sangat menyesal, kenap tidak menyerahkan diri saja kemarin itu langsung,” tambah Yusuf lagi.
“Ya kalau total kerugiannya sampai sebanyak itu, tidak sebanding dengan yamg kami dapat. Jika ditotalkan jatah kami bertiga, tidak sampai Rp 20 juta. Nah sisanya mereka makan,” pungkas Yusuf geram.
Sebelumnya, para pelaku perampokan antar negara ini beraksi di Batam karena tidak imbas dari pandemi Covid-19.