Diduga, Pertamina Batam Korbankan Masyarakat Kecil Demi Mendongkrak Pejualan Pertamax

premium
ilustrasi/ist

Batamline.com, Batam – Kekosongan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di setiap SPBU yang ada di Kota Batam, diduga karena adanya pengurangan kuota yang dilakukan Pertamina Batam.

Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan batamline.com ke sejumlah SPBU serta informasi dari sumber terpercaya, diduga adanya permainan ‘busuk’ yang dilakukan Pertamina.

Read More

Diduga, mereka telah mengurangi pasokan Pertalite menjadi 8 KL setiap harinya untuk masing-masing SPBU yang ada di Kota Batam.

Padahal, biasanya kebutuhan Pertalite di setiap SPBU mencapai antara 16 hingga 24 KL setiap harinya. Kondisi ini membuat pasokan Pertalite tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga, masyarakat secara tidak langsung dipaksa membeli bahan bakar jenis Pertamax.

Baca: Pertalite di SPBU Sulit Didapat, Pertamina Batasi Pasokan?

Pengurangan ini sesuai dengan arahan Pertamina Kota Batam ke setiap SPBU yang ada di Kota Batam pada tanggal Sabtu, 30 Oktober 2020. Sejak saat itu, krisis BBM jenis pertalite mulai terjadi di Kota Batam.

Parahnya lagi, diduga intervensi juga terjadi ke setiap SPBU untuk tidak memberitahukan kepada masyarakat apa alasan yang membuat Pertalite langka. Sebab, setiap SPBU yang didatangi, enggan memberikan keterangan terkait apa yang terjadi.

“Tidak tahu pak. Kami hanya bekerja, dan sesuai arahandari atasan saja,” ujar salah satu petugas di SPBU yang ada di Batam kepada Batamline.com, Rabu (4/11/2020).

Imbasnya, antrian panjang juga timbul di setiap SPBU ketika Pertalite datang. Namun tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dengan adanya kebijakan tersebut sangat menyengsarakat masyarakat. Sebab, tidak semua masyarakat yang ada di Kota Batam mampu membeli BBM jenis Pertamax yang harganya jauh lebih tinggi dibandingkan Pertalite.

Jangan Korbankan Masyarakat Kecil

Baca di halaman selanjutnya

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *