Batamline.com, Batam – Kepala Bakamla RI, Laksdya TNI Irvansyah dan Plt. Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Michael F. Kleine meresmikan gedung Komplek Pelatihan Maritim di Batam, Senin (29/1/2024).
Pusat pelatihan Maritim ini bagian dari misi menyiapkan instruktur yang cakap menjaga keselamatan dan kemanan perairan di nusantara, dengan fasilitator dari angkatan laut Amerika Serikat.
“Ini menjadi tonggak sejarah baru dalam hubungan bilateral kedua negara dan dalam hal ini kapabilitas Indonesia perlu ditingkatkan untuk memperkuat perannya secara domestik ataupun transnational yang berkaitan langsung dengan sensitivitas geopolitik,” kata Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Irvansyah.
Irvansyah menjelaskan, pusat pelatihan Maritim ini bagian dari misi menyiapkan instruktur yang cakap menjaga keselamatan dan kemanan perairan di nusantara, dengan fasilitator dari angkatan laut Amerika Serikat.
“Nantinya, untuk hari ini dan ke depan Bakamla itu harus punya pelatihan untuk penyelamatan di air, kita harus punya tangki untuk menyelam, mungkin nanti juga ada kolam untuk pelatihan di laut,” ujarnya.
Saat ini, kata dia, pelatihan yang selama ini Bakamla dengan pusat pelatihan di Warrenton, Virginia, AS sangat jauh berbeda hingga Indonesia (Kepri) harus memiliki tempat latihan bagi personil
“Saat ini personel Bakamla masih 30 persen dari kebutuhan sedangkan aset kapal baru 10 unit dimana kita akui dengan keterbatasan inilah yang nantinya akan tersebar di seluruh Indonesia usai mendapatkan pelatihan,” sebutnya.
Irvansyah mengungkapkan, pelaksanaan pengawasan Bakamla saat ini difokuskan pada kawasan strategis seperti laut Natuna Utara, laut sebelah utara Aceh tempat Rohingnya masuk secara ilegal, Ambalat dan di perbatasan Papua – Australia.
“Baru saja kita (Bakamla) memfokuskan pada kawasan strategis seperti laut Natuna Utara, laut sebelah utara Aceh tempat Rohingnya masuk secara ilegal, Ambalat dan di perbatasan Papua – Australia,” tutup Irvansyah.
Di tempat yang sama, Plt. Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Michael F. Kleine menjelaskan, dengan kehadiran pusat pelatihan ini di Kepri diharapkan nantinya memperkuat peran Indonesia sebagai pemimpin dalam melawan kejahatan di laut.
“Kita tekankan dalam hubungan kerjasama ini untuk memperkuat keterikatan Indonesia dan AS untuk masa depan kelautan yang aman dan sejahtera,” ujar Michael.
Ia menjelaskan, Pembangunan pusat pelatihan tahap kedua ini berasal dari Biro Narkotika Internasional dan Penegakan Hukum Departemen Luar Negeri AS atau US State Department’s Bureau of International Narcotics and Law Enforcement (INL) senilai 1,5 Juta USD atau Rp23,7 miliar.
“Dari semuanya merupakan dana tahap pertama dari Satuan Tugas Antarlembaga Gabungan Komando Indo-Pasifik AS Barat atau US Indo-Pacific Command’s Joint Interagency Task Force West sebesar 700 juta USD atau Rp11,060. Dimana, kedua tahapan pembangunan ini, fasilitasnya didukung oleh Penjaga Pantai Amerika Serikat dan Komando Teknik Fasilitas Angkatan Laut AS atau US Coast Guard (USCG) dan US Naval Facilities Engineering Command,” pungkasnya. (jim)