“Sekarang ini pintu masuk turis lewat Singapura saja ditutup. Jadi satu sisi, wisman tidak ada lagi. Jadi kita harapkan bisa bertahan sampai sekarang cuma dari corporate. Perusahaan itu sudah di Batam, para ekspatriatnya sudah lama di hotel, mereka tidak bisa pulang juga. Itu yang bisa buat kita bertahan sampai sekarang ini,” katanya.
Baca juga: [Video Terbaru] Petugas Kesulitan Memadamkan Kebakaran di Kawasan Industri Batam
Kalaupun ada tambahan di tingkat hunian hotel saat ini, jumlahnya juga tidak terlalu signifikan. Sebab, jika sebelumnya pada awal pandemi banyak hotel tutup, sehingga wisatawan yang traveling bisnis trip ke Batam tinggal di hotel yang masih buka.
“Sekarang banyak hotel yang sudah buka kembali, otomatis customer banyak pilihan. Tapi dari segi fasilitas yang disediakan hotel itu sendiri, tidak bisa ngangkat juga karena yang datang juga tidak banyak. Kalau pun ada, belum siginifikan mengangkat okupansi hotel,” paparnya.
Sementara untuk tamu segi pemerintahan juga sudah mulai ada. Namun jumlah tamu tersebut juga masih terbilang minim sehingga juga tidak dapat banyak membantu operasional hotel.
Saat ini jumlah hunian hotel masih dibawah 15 persen yang tentunya juga tidak dapat menutup biaya operasional hotel.
“Jangankan 15 persen, di 30 persen saja tidak nutup. Masih banyak hotel yang melakukan cuti karyawan tanpa dibayar. Nanti tunggu habis kontrak terpaksa tidak diperpanjang. Jadi mau tidak mau, sekarang mana yang kuat bertahan. Yang gak kuat kemungkinan tutup, kita lihat saja kondisi tutup seperti ini,” bebernya.