Keseruan Perjalanan Tim Journey Jurnalis Batam ke Sabang

Tim Journey Jurnalis Batam
Tim Journey Jurnalis Batam

Batamline.com, Batam – Tim Journey Jurnalis Batam melanjutkan perjalanan ke Kota Sabang, Provinsi Aceh. Mereka menumpangi kapal Roro dari pelabuhan Ulee lheue, Kota Banda Aceh menuju Kota Sabang pada Minggu (9/7/2023) pukul 8.00 WIB.

Sebetulnya, tim bisa saja tiba di tujuan lebih cepat jika menggunakan kapal Feri. Namun mereka memilih transportasi rakyat. Selain karena harga tiket yang jauh lebih murah, yakni hanya Rp35 ribu, tim dapat menikmati pemandangan yang indah sepanjang perjalanan.

Read More

Baca: Sambung Silaturahmi dan Dokumentasi Keindahan Negeri, Jurnalis Batam Jelajah Sumatera

“Yang lebih menariknya lagi, sepanjang perjalanan kita disuguhi puluhan lumba-lumba yang bermunculan ke permukaan laut. Seru, penumpang kapal Roro pada berteriak ingin merekam momen langka ini,” kata Agus Fathurrohman, Ketua Tim Journey Jurnalis Batam.

Satu jam perjalanan laut, empat Jurnalis dari Batam tersebut tiba di Pelabuhan Balohan, Kota Sabang.   dengan selamat. Mereka langsung disambut oleh masyarakat penunjuk jalan sambil menawarkan jasa mobil dan sepeda motor.

Seperti mobil per hari Rp300 ribu dan motor Rp50 ribu. Tim Journey Journalis Batam menggunakan jasa sepeda motor dan jasa penunjuk jalan. Bila menggunakan jasa penunjuk jalan kita merogoh saku Rp 50 ribu saja.

“Sabang ini boleh disebut seperti Bali yang begitu indah lautnya, karena lautan lepas Samudera Hindia yang berbatas dengan Sabang. Jalanan berliku-liku sepanjang menuju titik Nol dengan disuguhi hutan yang begitu hijau,” ungkapnya.

Selain itu dalam perjalan tim bisa melihat kampung-kampung warga yang begitu alami. Jalannya yang begitu bagus. Risort-risort juga begitu indah bisa dilihat.

Untuk masuk ke Titik Nol, setiap pengunjung diwajibkan membayar tiket Rp5.000 per orang menggunakan sepeda motor.

“Kendaraan boleh masuk ke Titik nol  asalkan parkir belum penuh. Di sekitar titik nol kita disuguhi UMKN baju khas Sabang. Dan menariknya lagi, yang sudah pernah ke Sabang mendapatkan sertifikat dari pemerintahan Kota sabang,” ujarnya.

Tugu Titik Nol dipadati oleh wisatawan berswafoto bersama keluarga. Tapi sayang monumen Nol KM ini mulai tidak terawat, cat monumen sudah mulai usang. Naik ke lantai 2 tidak bisa lagi. Tangga ditutup pakai tali. Pengunjung berharap tugu monumen ini dirawat kembali supaya lebih menarik dan indah.

“Secara resmi menginjakkan kaki di kilometer nol dan mendapat sertifikat, tanda, sebagai bukti kunjungan ke 200 ribu-an dari sisi wilayah terbarat di Indonesia. Ada rasa bangga bahwa akhirnya menginjakkan kaki di sini,” kata Bagas sapaan akrabnya.

Tugu 0 Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol merupakan sebuah penanda geografis yang unik di Indonesia. Hal ini berkaitan perannya sebagai simbol perekat Nusantara dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua.

Tugu ini bukan saja menjadi penanda ujung terjauh bagian barat di Indonesia, tetapi juga menjadi objek wisata sejarah bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Deretan fakta Tugu 0 Kilometer yang perlu Anda ketahui, dirangkum tim Journey Jurnalis Batam

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *