Batamline.com, Batam – Aksi kericuhan pelantikan DPP Perkumpulan Masyarakat Flores Nusantara pada Jumat (193/2021) kemarin di Taman Welcome To Batam (WTB), hingga kini polisi sudah menetapkan tiga orang tersangka.
Tiga orang tersangka merupakan provokator dalam akasi dan telah menyerang petugas saat kegiatan dibubarkan.
Kasat Reskrim Polres Barelang Kompol Andri Kurniawan, mengatakan, dalam kasus ini, selain menetapkan tersangka, sebanyak 8 orang saksi huga telah dimintai keterangan.
“Dari keterangan 8 saksi yang sudah diperiksa, adanya perbuatan melawan anggota kepolisian yang sedang bertugas dengan cara mendorong, berteriak, dan perlawanan dengan menggunakan 1 buah besi yang ada di lapangan,” ujar Andri Kurniawan, Senin (22/3/2021).
Andri menjelaskan, pada saat kericuhan tersebut salah satu dari massa meneriakkan agar melakukan perlawanan, sehingga kericuhan terjadi.
Baca: Pembubaran Kegiatan di WTB oleh Aparat Didukung Penuh PK NTT
“Akibat ujaran tersebut memicu kelompok mereka bertindak anarkis dengan mendorong pihak kepolisian. Briptu Jieri Neilsen mengalami luka serta Bripka Heru dan Bripka Sauzi yang berpakaian preman sedang merekam seluruh kejadian di lapangan terjatuh dan HP pecah serta hilang di tengah kerumunan masa,” tegas Andri.
Andri menambahkan, dari kejadian tersebut, polisi mengamankan barang bukti berupa 1 batang besi, 1 lembar nota berobat, 1 helai kaos warna merah, 2 helai kaos warna putih serta 2 lembar Sprint Pengamanan tanggal 19 Maret 2021 untuk membubarkan kegiatan yang tidak memiliki izin tersebut.
“Kita juga mengamankan beberapa barang bukti. Proses untuk tiga rersangka masih berjalan,” tutup Andri.
Baca: Polisi Selidiki Aktor di Balik Keributan Pelantikan Pengurus Ormas di WTB
Sebelumnya, Rencana kegiatan pelantikan DPP perkumpulan masyarakat Flores Nusantara di kawasan Welcome To Batam berujung ricuh. Tiga orang ditetapkan tersangka usai karena menyerang petugas.
Persatuan Keluarga Nusa Tenggara Timur (PK NTT) Kota Batam sendiri menolak pengkuhan tersebut. Sebab, mereka meyakini lahirnya perkumpulan ini didasari adanya suatu kepentingan yang dapat memecah belah.
Ketua Harian PK NTT Kota Batam, Bali Dalo, sangat mendukung langkah represif yang diambil pihak kepolisian. Sehingga Batam bisa tetap kondusif.(jim)