Batamline.com, Tanjungpinang – Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Kepulauan Riau, Moh. Bisri, mengungkapkan bahwa sekitar 27 ribu anak di Kepri masih mengalami kondisi gizi yang belum optimal.
Angka ini mewakili 15 persen dari total balita di provinsi tersebut, berdasarkan data terbaru yang belum resmi dirilis.
“Alhamdulillah, angkanya turun dari tahun lalu yang 16,8 persen jadi 15 persen. Tapi 15 persen itu tetap berarti ribuan anak kita yang belum bergizi baik,” ujar Bisri.
Ia menyebut angka tersebut mencakup anak-anak dengan status gizi buruk hingga kurang gizi. Untuk mengatasinya, Dinas Kesehatan akan menyusun rencana aksi baru bersama seluruh sektor terkait.
“Kita akan bikin rencana aksi lagi. Masalah stunting ini bukan cuma soal kesehatan, karena sektor kesehatan hanya menyumbang 30 persen peran,” jelasnya.
Bisri memaparkan bahwa sektor kesehatan hanya menangani intervensi spesifik seperti pemberian makanan tambahan, gizi klinis, dan pengobatan.
Sisanya, menurutnya, bergantung pada faktor-faktor sensitif seperti kondisi ekonomi keluarga, budaya, pernikahan dini, pola asuh, dan pola makan.
“Tanggung jawab besar ada di sektor lain. Stunting ini soal lintas sektor, jadi perlu sinergi semua pihak,” tegasnya.
Meski belum dirilis secara resmi, Bisri menyebut Natuna masih menjadi daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Kepri, dengan kisaran angka 11 hingga 19 persen. Sementara itu, Batam mencatat jumlah balita terbanyak meskipun presentasenya lebih rendah.
Ia juga menyampaikan bahwa Kepri tetap mempertahankan target penurunan stunting hingga 14 persen sesuai target nasional.
“Kita nggak mau turunkan target. Dulu pernah targetkan 14 persen, dan tetap kita kejar,” ujarnya. (aji)