Batamline.com, Batam – Kasus kecelakaan longboat yang membawa Pekerja Migran Indonesia (PMI) di perairan Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih belum usai. Polisi masih mencari pihak yang bertanggungjawab atas hilangnya tiga penumpang dalam insiden tersebut.
Sebagaimana diketahui, kasus kecelakaan longboat tersebut terjadi pada Senin (6/1/2025) pagi. Kapal tersebut membawa PMI non prosedural dari Tanjung Piai, Johor, Malaysia tujuan Karimun.
Menurut informasi dari penumpang selamat kepada pihak berwajib, kapal itu ditumpangi sembilan orang. Tujuh diantaranya PMI yang hendak kembali ke kampung halamannya. Sedangkan dua lainnya merupakan ABK serta nahkoda atau tekong.
Namun naas, kapal longboat tersebut mengalami tabrakan. Beruntung kapal Oil Tanker Navi8 Guards berada di dekat kejadian. Enam orang yang terombang-ambing di laut berhasil diselamatkan, sementara tiga orang dilaporkan hilang.
Dari tiga orang korban yang belum ditemukan itu, salah seorang merupakan balita berusia 2,5 tahun yakni Nur Asyifa.
“Tiga korban lainnya masih belum ditemukan,” kata Kapolres Karimun AKBP Robby Topan Manusiwa memberikan update terkini, Kamis (23/1/2025) sore.
Sementara itu, Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Tanjungpinang menyebut jika operasi SAR telah dilakukan selama tujuh hari.
Tim gabungan melakukan upaya pencarian di pesisir pantai dan perairan dangkal Costal Area hingga Pesisir Kolong sisi Selatan Karimun dan memaksimalkan penggunaan drone.
Tim SAR juga berkoordinasi dengan masyarakat dan nelayan Pulau Kundur serta kapal-kapal barang maupun penumpang yang melintas di perairan Karimun. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda keberadaan korban.
“Operasi SAR akan dibuka kembali apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan korban,” tulis Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Tanjungpinang dalam keterangan resminya. (jim)