Batamline.com, Tanjungpinang – Masyarakat mengeluh mahalnya harga tiket pesawat pada arus mudik lebaran Idul Fitri 2025. Bahkan, tidak sedikit pemudik asal Kepulauan Riau (Kepri) terutama Batam memilih menyeberang ke Malaysia lalu mengambil penerbangan dari negara Negeri Jiran tersebut untuk pulang ke kampung halaman mereka.
Pasalnya, selain ketersediaannya untuk kelas ekonomi juga telah habis, harga tiket pesawat dari Bandara Hang Nadim Batam sangat mahal.
Sementara, harga tiket pesawat dari Malaysia ke Jakarta, Surabaya, dan Padang jauh lebih murah. Bahkan pemudik dapat mengirit ongkos.
Menanggapi mahalnya harga tiket pesawat, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyebut jika maskapai penerbangan masih menjual tiket di ambang batas.
“Harga tiket pesawat ini ada batas atas dan bawahnya. Mungkin maskapai mematok harga tinggi hanya di momen mudik ini saja,” kata Ansar.
Pun begitu, ia mengingatkan bahwa tingginya harga tiket bisa menghambat masyarakat yang ingin pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarga.
“Terkadang ada yang tidak bisa pulang karena harga tiket transportasi terlalu mahal. Kami akan menyampaikan hal ini ke Kementerian Perhubungan, karena ini menjadi kewenangan mereka,” tuturnya.
Ansar juga mengkhawatirkan bahwa lonjakan harga tiket pesawat bisa memicu inflasi yang cukup tinggi.
Meski demikian, ia memahami alasan maskapai menaikkan harga saat momen ramai untuk menutup kerugian saat sepi penumpang.
“Maskapai juga punya pertimbangan bisnis. Saat sepi penumpang, mereka bisa mengalami kerugian, jadi momen ini mereka manfaatkan untuk menutup itu,” tambahnya.
Ia berharap ada keseimbangan antara kepentingan maskapai dan kemampuan masyarakat agar tradisi mudik tetap bisa dinikmati semua kalangan tanpa beban biaya yang berlebihan. (aji)