Tim PKM UMRAH Pelatihan Pembuatan Zat Pewarna Alami Mangrove sebagai Pewarna Batik Ramah Lingkungan

pembuatan zat warna alami

Batamline.com, Bintan – Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) UMRAH laksanakan pelatihan pembuatan zat warna alami dari buah mangrove spesies Rizhophora,Sp sebagai pewarna batik ramah lingkungan untuk pengembangan pariwisata bahari pada kelompok wisata Mangrove Bintan Bahari Conservation di Kabupaten Bintan.

Tim pengabdian Universitas Maritim Raja Ali Haji melalui pendanaan Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2023 memfasilitasi salah satu kelompok sadar wisata Desa Sebong Pereh Kabupaten Bintan melalui Mangrove Bintan Lestari (MBL) Consevation dalam menciptakan pola dan zat warna dari bahan alami.

Read More

Pembuatan zat warna dari propagul ini merupakan bagian kegiatan dari paket wisata MBL yang ditawarkan ke wisatawan asing untuk ikut serta belajar membatik di Pesisir Pulau Bintan. Pola yang diciptakan pun tidak terlepas dari pohon mangrove dan bagian tanaman lainnya.

Potensi batik diberbagai daerah juga merupakan icon dari daerah itu sendiri. Berbagai macam pola batik yang dikembangkan merupakan ciri khas dari suatu masyarakat di suatu daerah.

Di Kepulauan Riau, banyak batik yang lahir dari berbagai ide masyarakatnya. Inovasi batik juga bisa dari berbagai sumber, salah satunya dalam proses menghasilkan warna yang menarik.

Ketua PKM UMRAH, Dr. Nancy Willian mengatakan bahwa pelatihan pembuatan bahan pewarna alami mangrove tersebut dari propagul buah mangrove jenis Rizhophora.

“Kali ini zat warna yang digunakan dalam membatik adalah ekstrak propagul dari tanaman mangrove yang sudah terbuang,” ujarnya.

Dia menyampaikan, pemanfaatan ini digunakan untuk sumber warna alami dalam membatik yang melibatkan masyarakat sekitar desa dan MBL.

“Ini adalah propagul dari tanaman mangrove rizhopora,sp dimana 2 Kg propagul yang dilarutkan dalam 20 liter air kemudian kita tunggu ekstraksinya sampai turun 30-50 persen atau lebih kurang sekitar 2 jam dan itu kita tunggu untuk mendapatkan ekstrak maksimal dari pewarna batik itu sendiri,” katanya.

Sementara itu, Mira, Pengurus MBL mengatakan bahwa kegiatan ini sangat positif karena pemanfaatannya menggunakan sumber warna alami.

“Kegiatan ini sangat positif bagi kami selaku pengelola di MBL dan kami berharap ini bisa berkelanjutan,” tuturnya.

Turut serta dalam kegiatan tersebut TIM pengabdian kepada masyarakat (PKM UMRAH) yang beranggotakan dosen lintas fakultas terdiri dari Dr. Nancy Willian,  Dr. Harry Andheska, dan R. Marwita,MSI serta mahasiswa sebagai bagian dari MBKM kampus merdeka. (aji)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *